Minggu, 31 Juli 2011

Tak Harus Puasa Bercinta


TAK HARUS PUASA BERCINTA
Barangkali, ada di antara Anda yang merasa enggan bercinta selama bulan puasa. Alasannya beragam. Mulai dari kecapekan, hingga tidak ingin merusak kesucian bulan Ramadan. Padahal, bercinta di bulan puasa sah-sah saja, kok. Asalkan, Anda pin-tar mencuri waktu dan menjaga mood.

MALAS KARENA LEMAS
Di bulan puasa, jangankan melakukan hubungan seks, menjalankan aktivitas sehari-hari saja malasnya bukan main. Biasanya, yang di­jadikan alasan adalah tak bertenaga dan kelelahan. Mata rasanya be­rat, seolah-olah selalu ingin menutup. Badan pun seakan tak pu­nya simpanan energi.

Seksolog dr. Ryan Thamrin menegaskan, puasa sebaiknya ti­dak dijadikan alasan untuk berhenti beraktivitas, termasuk dalam urusan seks. “Lemas saat puasa adalah reaksi tubuh yang wajar. Ti­dak aneh pula jika gairah seks Anda menurun. Biasanya, hal itu ber­langsung pada 3-5 hari pertama, karena tubuh masih kaget. Sesudahnya, Anda akan terbiasa,” katanya.

Namun, karena ada aturan yang berlaku saat berpuasa, hubungan seks memang hanya bisa dilakukan saat tidak sedang berpuasa. Arti­nya, rentang waktunya adalah antara berbuka puasa hingga sebelum sahur.

Jangan lupa, kegiatan seks tak melulu harus terjadi penetrasi penis ke vagina. Cumbuan dan sentuhan ringan merupakan suatu bentuk hubungan seks juga.

PERLU CURI WAKTU
Karena seharian harus menahan nafsu, tentunya kegiatan seks hanya bisa dilakukan malam hari. Namun, tidak ada waktu yang bisa di­bilang tepat untuk melakukannya, karena semua harus melihat kon­disi fisik masing-masing. “Kalau di sore hari tenaga belum pulih, Anda bisa mencuri waktu sebelum makan sahur. Tapi, yang mesti diingat, hubungan yang berhasil biasanya adalah hubungan seks spon­tan. Kalau direncanakan, sering kali malah sulit terjadi,” ujar seksolog lulusan Thailand ini.

Anda juga bisa mengambil waktu sesudah salat tarawih. Bila pada pukul 9 malam Anda baru selesai salat tarawih, berarti, yang ‘aman’ adalah pukul 10 malam. Waktu lain adalah setelah berbuka puasa, sebelum salat tarawih. Meski hanya punya waktu satu jam, Anda tetap bisa mendapatkan seks yang menyenangkan. Bukankah seks yang terburu-buru itu malah membuat suasana makin bergelora?

Kalau Anda memang berniat melakukan seks pada jam itu, ja­nganlah makan terlalu banyak saat berbuka, karena akan membuat perut tidak nyaman saat berhubungan. Santaplah hidangan yang ri­ngan-ringan saja dan pintar memilih jenis makanan. Ambillah makanan yang mengandung karbohidrat, untuk menaikkan tingkat gula darah dalam tubuh dan memulihkan tenaga. Sesudah salat ta­rawih, barulah menyantap hidangan berat.

Untuk menjaga agar tubuh tetap fit, sehingga tak ada alasan untuk tidak bercinta, sebaiknya Anda mengonsumsi makanan bergizi leng­kap, ketika berbuka puasa dan makan sahur. Jika saat sahur tubuh Anda mendapat asupan karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin yang cukup, cadangan energi akan cukup hingga waktu berbuka puasa tiba. Usahakan pula untuk tidur yang cukup.

SIANG HARI, ALIHKAN GAIRAH
Keinginan untuk bercinta memang tidak bisa diatur kapan da­tangnya. Namun, Anda tetap bisa, kok, mengontrolnya, agar tak me­letup di saat yang salah. Sebenarnya, dengan menjalankan ibadah pua­sa, secara otomatis, emosi dan pikiran Anda sudah terjaga. Tetapi, ka­lau gairah itu tiba-tiba muncul, bagaimana cara meredamnya?

“Ada orang yang lebih suka mengalihkannya dengan berolahraga di sore hari, meski banyak yang tak suka karena tubuh terlalu lelah. Ada pula yang memilih berkonsentrasi penuh pada pekerjaan. Se­bagian lebih suka mengerjakan hobi. Yang sangat dianjurkan di bulan puasa adalah lebih banyak salat atau membaca Al-Quran,” dr. Ryan menganjurkan.

Tapi, dr. Ryan wanti-wanti, gairah itu hanya diredam, bukan di­bunuh. Untuk mengantisipasi hal itu, keintiman dengan sua­mi perlu dijaga. Caranya, lebih banyak menghabiskan waktu berdua, misalnya salat bareng, atau sama-sama menyiapkan hidangan sahur.

[Dari femina 38 / 2007]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar